Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Samarinda
Abstract
ABSTRAK
Amining Diyah, 2020, “Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di Sekolah Menengah Atas Negeri 9 Samarinda”. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda. Penulisan Skripsi ini dibawah bimbingan Prof, Zurqoni M.Ag selaku Pembimbing I, dan Dr. Hj Ity Rukiyah, M.SI selaku Pembimbing II.
Latar belakang penelitian ini adalah Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar. Dalam Peraturan Menteri No. 24 Tahun 2007 terdapat tentang standarisasi sarana dan prasarana yang telah ditetapkan. Pada SMA Negeri 9 Samarinda bahwa sarana dan prasarana belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dikarenakan adanya keterbatasan dana yang dimiliki oleh sekolah dan kurangnya laboratorium IPA terpisah. Adapun sekolah mengalami kendala terkait dengan penyimpanan barang yang tidak terpakai dan kendala dalam perizinan penghapusan barang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan manajemen sarana dan prasarana di SMA Negeri 9 Samarinda.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 9 Samarinda. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif yaitu mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk narasi atau kata-kata. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan. Sumber data dalam penelitian ini adalah Waka Sarpras, bendahara dan Tenaga Pendidik. Pengumpulan data dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan ialah reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen sarana dan prasarana di SMA Negeri 9 Samarinda sudah berjalan dengan melalui proses: (1) perencanaan sarana dan prasarana pendidikan dalam proses pembelajaran melalui analisis kebutuhan (evaluasi diri sekolah), dan analisis prioritas kebutuhan serta menyesuaikan dengan anggaran yang dimiliki oleh sekolah. (2) pengadaan sarpras dalam proses pembelajaran bersumber pada dana pemerintah yakni BOSDA dan BOSNAS. (3) penginventarisasi sarpras dalam proses pembelajaran seperti pencatatan kode, jumlah, harga barang dan lain sebagainya dengan tujuan untuk pengendalian sarana dan prasarana sekolah.(4) pemeliharaan sarpras dalam proses pembelajaran melalui pemeliharaan sehari-hari melibatkan guru dan siswa sasarannya buku pelajaran, ruang kelas, alat pembelajaran; dalam pemeliharaan berkala mencakup pemeliharan gedung sekolah, penggantian plafon, kursi, meja, dan komputer. (5) pada proses penghapusan barang sekolah pun sudah memprogramkan, namun hingga sekarang belum terealisasikan sebagaimana mestinya.