Intensitas Penggunaan Bahasa Daerah Pada Paragraf Narasi Kelas IV SDN 017 Marangkayu
Abstract
ABSTRAK
Nur Rahmi Aida, 2022 “Intensitas Penggunaan Bahasa Daerah Pada Paragraf Narasi Kelas IV SDN 017 Marangkayu”. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Jurusan Pendidikan Madrasah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penulisan skripsi ini di bawah bimbingan Juhairiah, M.Pd selaku pembimbing I dan Arsinah Sadar, M.SI selaku pembimbing II.
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan intensitas penggunaan bahasa daerah yang tinggi di desa Santan Tengah, dimana keseharian seluruh masyarakat menggunakan bahasa daerah. Bahasa daerah bukan hanya berpengaruh dilingkungan masyarakat saja tapi juga di lingkungan siswa SDN 017 Marangkayu yang sudah terbiasa bahkan menjadikan bahasa daerah bugis menjadi bahasa utama dalam berinteraksi diluar kelas. Penggunaan bahasa daerah tidak berhenti sampai disitu saja, tetapi bahasa daerah difungsikan juga sebagai bahasa pengantar di kelas 1. Hal ini menimbulkan pengaruh pada hasil paragraf narasi siswa dimana salah satu faktor dalam keterampilan menulis paragraf narasi yaitu lingkungan sosial. Sehingga bahasa daerah yang selalu berada di lingkungan sosial siswa kelas IV di sekolah tersebut dapat mempengaruhi hasil paragraph narasi yang siswa buat. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan intensitas penggunaan bahasa daerah pada paragraf narasi siswa kelas IV.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan lokasi penelitian berada di Sekolah Dasar Negeri 017 Marangkayu. Tehnik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu berupa observasi, wawancara serta dokumentasi. Data yang dikumpulkan kemudian di analisis dengan tahapan yaitu mereduksi atau merangkum data, penyajian data dalam bentuk narasi dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian kali ini yaitu penggunaan bahasa daerah di hasil paragraph narasi siswa kelas IV di sekolah tersebut masih ditemukan di antara beberapa kata bahasa Indonesia. Namun intensitas penggunaannya tergolong rendah. Hanya beberapa kata atau kalimat yang siswa tidak bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Intensitas penggunaan bahasa daerah akan menjadi tinggi ketika siswa diminta menceritakan ulang paragraf narasi yang mereka tulis tanpa melihat catatannya. Berbeda lagi jika paragraf narasi yang dibuat siswa mendapat waktu pengerjaan yang lebih lama, seperti membuat paragraf narasi di rumah menjadikan intensitas bahasa daerahnya semakin kecil bahkan tidak ada.