dc.description.abstract | ABSTRAK
Rika Novitasari, 2023. “Strategi Pengembangan Wisata Halal pada Objek Wisata di Kecamatan Muara Badak Dalam Pandangan GMTI Dan Analisis SWOT (Studi Pada Pantai Panritalopi Desa Tanjung Limau)”. Skripsi, Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Kokom Komariah, SP., M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Ahmad Syarif, M.Sc selaku pembimbing II.
Wisata halal tidak jauh berbeda dari wisata lainnya, wisata halal mengedepankan kebutuhan wisatawan muslim mushola, rumah makan yang bersertifikasi halal, dan tempat bersuci. Indonesia merupakan negara yang potensi wisatanya unggul, menurut Global Muslim Travel Index tahun 2019 setelah meredahnya pandemi. Indonesia menduduki peringkat 2 tahun 2022. Salah satu wisata yang memiliki potensi yaitu pantai Panritalopi yang ada di Kecamatan Muara Badak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis strategi pengembangan wisata halal di pantai Panritalopi kecamatan Muara Badak berdasarkan standarisasi GMTI dengan menggunakan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman dalam mengembangkan wisata halal di pantai Panritalopi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sumber data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan data-data yang peneliti kumpulkan, tentang strategi pengembangan wisata halal pada pantai Panritalopi dengan keabsahan data menggunakan triangulasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pertama, pantai Panritalopi mempunyai potensi yang besar dalam mengembankan wisata halal yaitu: Meningkatkan komponen-komponen pengembangan wisata halal, menjaga kualitas pantai agar selalu ramai dikunjungi wisatawan serta membuat sertifikasi halal pada makanan dan minuman yang dijual agar wisatawan yang datang tidak meragukan kehalalan pada produk yang dijual. Kedua, Hambatan dari pengembangan wisata halal di pantai Panritalopi yaitu, Para pelaku usaha dibidang kuliner lebih mementingkan target paser dibandingkan sertifikasi kehalalan produk yang dijual. Belum tersedianya toilet terpisah di pantai Panritalopi karena pihak pengelola wisata belum sepenuhnya memiliki edukasi mengenai wisata halal serta belum adanya kerjasama dengan pemerintah daerah. Ketiga, dalam implementasi analisis SWOT, strategi pengembangan wisata halal pada wisata pantai Panritalopi menggunkaan strategi WO yaitu dengan meningkatkan komponen-komponen terkait pengembangan wisata halal, menjaga kualitas wisata pantai agar selalu ramai dikunjungi wisatawan dan membuat sertifikasi halal pada makanan dan minuman yang dijual.
Kata Kunci : Pantai Panritalopi, Wisata halal, gmti, swot | en_US |