IMPLEMENTASI ABSENSI SIDIK JARI (FINGERPRINT ) DALAM PENINGKATAN DISIPLIN SISWA DI SMKN 7 SAMARINDA
Abstract
Muhammad Ansori, 2024. “Implementasi Absensi Sidik Jari (Fingerprint) dalam Peningkatan Disiplin Siswa di SMKN 7 Samarinda”. Skripsi, Jurusan Manajemen Pendidikan Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Muhammad Ridho Muttaqien, M.Pd.I. sebagai Pembimbing I dan Bapak Muhammad Fajri, M.Pd. sebagai Pembimbing II.
Dalam meningkatkan kedisiplinan siswanya, setiap sekolah memiliki kebijakan atau metode yang berbeda-beda. Salah satunya penggunaan sistem absensi yang bisa digunakan untuk memantau kedisiplinan siswa dalam hal kehadiran. Sistem absensi yang dimaksud adalah absensi sidik jari (fingerprint). Untuk itu, penulis tertarik untuk mendalami tentang implementasi absensi sidik jari (fingerprint) untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di SMKN 7 Samarinda. SMKN 7 Samarinda dengan latar belakang sekolah (IT) Information Technology mengimplementasikan sistem presensi berbasis digital, agar proses kegiatan administrasi, manajemen data, serta pengawasan terhadap disiplin anak dapat berjalan maksimal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses implementasi absensi sidik jari (fingerprint), mengetahui faktor pendukung serta penghambat, dan mengetahui implikasi dari implementasi absensi.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di SMKN 7 Samarinda, dengan narasumber kepala sekolah, waka kesiswaan, monitor absensi, guru kelas, guru bimbingan konseling, dan siswa. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Serta menggunakan teknik keabsahan data berupa triangulasi teknik dan sumber, serta teknik analisis data berupa kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi sistem absensi sidik jari (fingerprint) berjalan dengan baik dan berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa yang memperlihatkan peningkatan. Proses implementasi dimulai dari: 1) perencanaan, 2) persiapan dan pengorganisasian, 3) pelaksanaan, serta 4) pengawasan agar tujuan dari implementasi sistem ini dapat tercapai sebagaimana mestinya. Seluruh warga sekolah sangat mendukung, terutama kepala sekolah yang selalu memberikan suport dari segi fasilitas, ketersediaan alat, dan lain sebagainya. Hambatan yang sering ditemui adalah permasalahan pada sistem atau mesin yang perlu upgrade dan ketika kondisi listrik mati yang dapat menghambat proses absensi. Dampak yang diperlihatkan dalam implementasi ini adalah terjadinya peningkatan disiplin siswa secara bertahap. Demikian itu bisa dibuktikan dengan data hasil wawancara serta observasi peneliti secara langsung.