Manajemen Sarana Pembelajaran Di Sekolah Menengah Atas Negeri 11 Samarinda
Abstract
ABSTRAK
Ahmad Faisal Kadri 2017, “Manajemen Sarana Pembelajaran Di Sekolah Menengah Atas Negeri 11 Samarinda”. Skripsi, Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Drs.H.Yahya, M.Pd dan Dr. Zamroni,M.Pd
Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen sarana pembelajaran yang ada di SMAN 11 Samarinda. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui manajemen sarana pembelajaran SMAN 11 Samarinda.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini sebagai informan ialah staf pengelola barang dan guru di Sekolah Menengah Atas Negeri 11 Samarinda. Teknik pengumpulan data ialah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa manajemen sarana pembelajaran Sekolah Menengah Atas Negeri 11 Samarinda masih memiliki kendala seperti digunakannnya laboratorium IPA sebagai ruang kelas. Perencanaan sarana dan prasarana sekolah ini sudah dibuat dan disusun dengan baik, yang mana pada penetapan perencanaan sekolah lebih dahulu melakukan identifkasi terhadap kebutuhan-kebutuhan yang ada disekolah, baik untuk sekarang maupun yang akan datang. Namun, dalam pelaksanaannya memiliki kendala, karena calon peserta didik yang meningkat sehingga sekolah memutuskan untuk menerima semua peserta didik walaupun kekurangan ruang kelas. Dalam penetapan perencanaan ada pihak-pihak yang terkait, seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala tata usaha dan bendahara. Pengadaan sarana dan prasarana di SMAN 11 Samarinda dilakukan dengan cara pembelian, penyewaan, peminjaman ataupun pembuatan peralatan. Tetapi pembelian yang dilakukan oleh SMAN 11 Samarinda tidak bisa sesuai dengan perencanaan, karena pembelian sarana hanya bergantung pada dana bantuan yang diberikan. Pengaturan dan penggunaan sarana dan prasarana yaitu inventarisasi, penyimpanan serta pemeliharaan. Inventarisasi dan penyimpanan sudah dilakukan dengan baik, hanya saja dalam pemeliharaan belum ada perlakuan khusus untuk alat-alat yang telah dipakai, terkadang alat-alat tersebut dibiarkan begitu saja tanpa dibersihkan dan dirapikan kembali. Dalam penghapusan sarana dan prasarana kekurangan ruang khusus untuk barang-barang yang tidak terpakai lagi sehingga barang-barang tersebut hanya dibiarkan begitu saja di halaman belakang sekolah. Upaya yang dilakukan sekolah untuk problem perencanaan ialah dengan mengirim surat permohonan untuk penambahan ruang kelas. Dalam pengadaan sarana, sekolah hanya bisa memakai dana dengan semaksimal mungkin yang sesuai dengan kebutuhan yang sangat diperlukan. Pengaturan dan penggunaan sarana dilakukan dengan cara menunjuk penanggung jawab untuk masing-masing ruang atau laboratorium yang ada. Sedangkan untuk penghapusan sarana, hanya bisa mengandalkan lahan kosong yang ada dibelakang sekolah. Sehingga masih diperlukan bantuan untuk sarana pembelajaran yang ada di SMAN 11 Samarinda, agar kegiatan belajar mengajar berjalan sesuai dengan pedoman yang ada.