MANAJEMEN PENDIDIKAN INKLUSI DI SMP NEGERI 7 SAMARINDA

Abstract

Riduan, 2024. “Manajemen Pendidikan Inklusi di SMP Negeri 7 Samarinda.” Skripsi, Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Jurusan Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Dra. Etty Nurbayani, M.Pd selaku Pembimbing I dan Ibu Muthia Umi Setyoningrum, S.Pd., M.Pd selaku Pembimbing II.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pendidikan dalam membentuk kecerdasan, moral, dan perilaku sosial anak. Di Indonesia, pendidikan diatur untuk bersifat inklusif dan adil, namun tantangan diskriminasi, terutama bagi anak berkebutuhan khusus (ABK), masih terjadi. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah mengembangkan program pendidikan inklusi yang memberikan akses setara bagi semua siswa. SMP Negeri 7 Samarinda, sejak tahun 2011, telah ditunjuk sebagai sekolah inklusi dan pada 2023 menjadi salah satu koordinator inklusi di Kota Samarinda. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji manajemen pendidikan inklusi di SMP Negeri 7 Samarinda.

Jenis penelitian adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu model Miles, Huberman, dan Saldana yaitu kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SMP Negeri 7 Samarinda mengimplementasikan pendidikan inklusi melalui berbagai aspek manajemen. Pada tahap perencanaan, sekolah melakukan asesmen siswa berkebutuhan khusus untuk mengidentifikasi kebutuhan khusus siswa, merencanakan dukungan individual, serta memberi kesempatan siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dan lomba, yang mencakup manajemen kesiswaan dan kurikulum. Hambatan berupa keterbatasan sarana prasarana terkait dengan manajemen sarana prasarana, sedangkan dukungan dari pemerintah dan orang tua menunjukkan manajemen lingkungan. Pada tahap pengorganisasian, pembagian tugas antara guru dan tim inklusi dilakukan dengan jelas dan pengelompokan tugas berdasarkan fungsi mencerminkan manajemen tenaga kependidikan. Pada tahap pelaksanaan, motivasi guru ditingkatkan melalui pelatihan dalam konteks manajemen tenaga kependidikan, sementara komunikasi yang efektif antar pihak sekolah memperlihatkan penerapan komunikasi yang mendukung. Pada tahap pengawasan, terdapat standar kinerja dan mekanisme pemantauan dalam manajemen kurikulum dan tenaga kependidikan, dengan evaluasi berkala yang melibatkan refleksi bersama, menunjukkan manajemen lingkungan dan kinerja yang berkelanjutan. Hasil ini menegaskan pentingnya sinergi manajemen dalam mendukung keberhasilan implementasi pendidikan inklusi.