Problematika Pembelajaran Bahasa Inggris di SDN 021 Sungai Kunjang samarinda
Abstract
ABSTRAK
Muhammad Ichsan, 2017, “Problematika Pembelajaran Bahasa Inggris di SDN 021 Sungai Kunjang samarinda. Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Samarinda. Pembimbing (I) Bahrani, M.Pd, (II) Mohammad Muklis, M.Hum.
Mata pelajaran bahasa Inggris di SDN 021 Sungai Kunjang Samarinda diajarkan mulai dari jenjang kelas satu hingga kelas enam. Mengingat bahwa fungsi utama bahasa adalah alat untuk berkomunikasi maka peneliti sering menggunakan bahasa Inggris dengan standar anak SD sesuai dengan tingkatan kelasnya dalam setiap kesempatan bertemu siswa-siswi SDN 021 Sungai Kunjang. Namun diantara mereka ada yang antusias dan kebanyakannya mengaku tidak paham dan diam. Dari sinilah peneliti tertarik untuk meneliti problem guru dalam pembelajaran bahasa asing yaitu bahasa Inggris di SDN 021 Sungai Kunjang Samarinda.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan problematika guru dalam pembelajaran bahasa Inggris dan mendeskripsikan solusi atas problematika guru dalam pembelajaran bahasa Inggris. Untuk mencapai tujuan di atas, digunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif-analitik yaitu menjabarkan dan menganalisis secara kritis segala fenomena yang ditemukan dilapangan sehingga menghasilkan kesimpulan penelitian yang obyektif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa problem guru dalam pembelajaran bahasa Inggris di SDN 021 adalah; (1) Guru mengalami permasalahan dalam penyusunan silabus dan RPP. (2) Sebagian siswa mempunyai motivasi rendah dalam pembelajaran. (3) Ketergantungan sumber ajar pada buku paket dan LKS dan ada siswa yang tidak mempunyai buku. (4) Guru enggan menggunakan media audio visual khususnya LCD dalam pembelajaran. (5) Alokasi waktu belajar sedikit. (6) Guru lupa membuat rangkuman dan lupa melakukan refleksi dalam kegiatan akhir pelaksanaan pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, (1) Guru berdiskusi dengan teman sejawat dalam wadah kelompok kerja guru (KKG) bahasa Inggris dalam penyusunan silabus serta banyak membaca contoh RPP di internet dalam penyusunan RPP. (2) Mendatangi murid yang motivasi belajarnya rendah dan melakukan pendekatan dari hati ke hati sehingga motivasi belajar siswa tersebut bangkit. (3) Memberi tawaran kepada murid yang tidak mempunyai buku paket dan LKS untuk memfotokopi materi. (4) Guru perlu mencari materi pelengkap dari internet. (5) Guru harus menyiapkan materi sebelumnya di laptop agar di kelas sudah siap tampil dengan LCD. Memaksimalkan media ajar yang sesuai seperti media audio visual dan LCD. (6) Guru harus sadar bahwa membuat rangkuman akan mempermudah siswa memahami dan mengingat pelajaran, sedangkan refleksi membuat siswa semakin memahami tujuan dari pembelajaran yang telah dialaminya sehingga akan berpengaruh terhadap sikap positif dirinya.