Show simple item record

dc.contributor.authorAndas, Muhammad
dc.date.accessioned2020-06-18T02:46:19Z
dc.date.available2020-06-18T02:46:19Z
dc.date.issued2017-09-23
dc.identifier.urihttp://repository.iain-samarinda.ac.id/handle/123456789/577
dc.description.abstractPendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1 Agar menjadi pribadi yang memiliki kekuatan spritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara, maka masyarakat memerlukan yang namanya lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan berfungsi sebagai wadah bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang layak guna mewujudkan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Dalam suatu lembaga pendidikan, proses pendidikan tidak dapat diterapkan begitu saja melainkan diperlukannya suatu perancanaan yang matang dan kompleks terlebih dahulu yang di mana perencanaan ini disebut dengan kurikulum. Kurikulum menurut bahasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kurikulum dalam arti sempit dan kurikulm dalam arti luas yang di mana arti secara sempit adalah sebagai sejumlah mata pelajaran yang diberikan di sekolah, sedangkan arti secara luas adalah semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada siswa, selama mereka mengikuti pendidikan di sekolah itu.2 Secara istilah, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.3 Maka dari pada itu, dapat dipahami bahwasanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka diperlukanlah kurikulum yang di mana kurikulum ini memiliki peran sentral sebagai pengatur, pengarah, dan pedoman bagi suatu lembaga untuk menentukan langkah apa saja yang harus dilakukan. Berbicara mengenai kurikulum, di negaara kita Indonesia beberapa tahun sebelumnya hingga saat ini masih hangat berbincang mengenai transisi kurikulum yang di mana kurikulum 2006 bertransisi menjadi Kurikulum 2013 (K13/KURTILAS). Transisi kurikulum ini menuai banyak pihak pro dan pihak kontra di masyarakat. Adapun pihak masyarakat yang memilih pro berargumen bahwasanya K13 memiliki visi yang bagus dalam perkembangan pendidikan. Hal ini dapat terlihat dengan membandingkan kedua kurikulum tersebut. Pada Kurikulum 2006 yang di mana dalam pelaksanaannya lebih dominan untuk meningkatkan intelektual peserta didik (Aspek Kognitif), sehingga banyak generasi muda yang lahir dengan otak yang cerdas namun tidak diimbangi dengan akhlak yang pantas. Sedangkan pada K13, dalam implementasinya terfokus untuk bagaimana caranya menyeimbangkan antara spiritual, emosional, intelektual, dan keterampilan. Sehingga diharapkan dengan dilaksanakannya K13 ini akan melahirkan generasi bangsa yang beriman, santun, cerdas, dan terampil. Adapun pihak masyarakat yang kontra pada implementasi K13 cenderung berasal dari tenaga pendidik di Indonesia, salah satu penyebabnya adalah rumitnya sistem penilaian pada K13 yang di mana pendidik bukan hanya memberi nilai berupa angka namun juga harus memberikan nilai berupa huruf beserta deskriptif mengenai bagaimana perilaku peserta didik selama mengikuti mata pelajaran di kelas. Selain dari kalangan pendidik, kontra juga diberikan oleh orang tua atau wali murid yang di mana mereka merasa kasihan melihat anaknya yang harus belajar begitu ekstra di usia yang masih dini. Kontra dari wali murid ini rata-rata merupakan wali murid yang di mana anaknya masih berada di bangku sekolah dasar dengan kurikulum 2013 yang menggunakan konsep pembelajaran tematik. Sesungguhnya pemerintah telah berupaya untuk mengatasi permasalahanpermsalahan mengenai K13 dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan serta dengan melakukan revisi kurikulum. Adapun hasil revisi kurikulum 2013 (K13) yaitu salah satunya adalah penyederhanaan aspek penilaian siswa yang akan dilakukan oleh guru. pada revisi ini, penilaian sosial dan keagamaan siswa cukup dilakukan oleh guru PKN dan guru pendidikan agama-budi pekerti. Sementara guru mata pelajaran lainnya, cukup menilai aspek akademik sesuai bidang yang diajarkan saja.4 . Pergantian kurikulum ini bukanlah sesuatu yang baru di Indonesia, karena sebelumnya pendidikan di Indonesia sudah pernah melakukan pergantian kurikulum dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang diselenggarakan pada tahun 2004, menjadi Kurikulum 2006 yang diselenggarakan pada tahun 2006. Setelah berjalan kurang lebih 6 tahun, Kurikulum 2006pun diganti dengan K13 yang di mana K13 ini adalah penyempurna dari kurikulum sebelumnya. Fenomena pergantian kurikulum merupakan fenomena yang wajar dalam dunia pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan untuk mengikuti perkembangan jaman, maka kurikulum juga harus berkembang agar mampu menciptakan generasi yang bermoral dan berintelektual serta mampu bersaing di tingkat internasional. Karena itulah, lembaga pendidikan atau sekolah dituntut untuk mampu mengikuti dan melaksanakan perkembangan kurikulum yang suatu saat dapat berkembang dan berubah. Berbicara mengenai implementasi K13 di suatu lembaga pendidikan, peneliti sendiri memiliki pengalaman mengenai implementasi K13 ketika bertugas Praktik Kerja Lapangan (PKL) di MadrasahTsanawiyah Negri (MTs.N) Model Samarinda. MTs.N Model Samarinda ialah salah satu sekolah unggul yang berada di Samarinda yang di mana K13 sudah diterapkan sejak tahun 2014 silam. Dari Segi pelayanan, pengelolaan, serta sarana dan prasarana, MTs.N Model Samarinda dapat dikatakan lebih dari cukup untuk mengimplementasikan Kurikulu 2013.en_US
dc.publisherIAIN Samarindaen_US
dc.subjectMANAJEMEN, KURIKULUMen_US
dc.titleEksistensi Manajemen Kurikulum 2013 (K13) Di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs.N) Model Samarindaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record